Harmoniinjil.com - Renungan Malam Menyentuh Hati - Jangan Pernah Meremehkan Pendekatan Melalui Doa Kepada Tuhan. Saat ini, Renungan Harmoniinjil.com memberi Anda Renungan, saat teduh terpandu sebelum tidur. Renungan,Saat Teduh ini untuk mereka yang mengejar ketenangan sebelum tidur. Jika Anda sedang mencari Renungan atau mengalami gangguan tidur, seperti insomnia, Anda mungkin ingin mencoba menikmati santapan rohani sederhana sebelum tidur yang memfokuskan kembali pikiran Anda pada Tuhan.
Berikut adalah beberapa langkah untuk membantu Anda mengatur suasana dan Renungan sebelum tidur:
- Matikan semua perangkat elektronik Anda dan bawa anak-anak ke tempat tidur. Kenakan pakaian yang nyaman dan matikan lampu. Berbaringlah di tempat tidur dengan kepala di atas bantal dan tutup mata Anda.
- Fokus pada pernapasan Anda: Tarik napas dan buang napas.
- Saat pikiranmu mengembara, pasrahlah kepada Tuhan. Dalam hati Anda, katakan, “Yesus, saya percaya kepada-Mu,” dan biarkan pikiran itu pergi.
- Fokus pada pernapasan Anda lagi sampai Anda hadir pada saat itu dan mengingat sebuah ayat Alkitab. Itu bisa menjadi panggilan iman pertama Anda atau ayat favorit Anda. Renungkan kata-kata dari perikop Injil.
- Jika ada ingatan yang mengganggu atau pikiran negatif datang kepada Anda, serahkan lagi dan buang napas. Biarkan pikiran itu meninggalkan Anda.
- Hilangkan keraguan atau ketidakpercayaan. Dalam Kejadian 18:8, Tuhan berkata kepada Abraham, “Adakah sesuatu yang terlalu sulit bagi Tuhan?” Apa pun kekhawatiran Anda, serahkan ke tangan Tuhan yang maha kuasa.
Merenungkan skenario Alkitab, Ayat yang paling populer adalah Mazmur 23. Anda dapat menggunakan seluruh Mazmur ini sebagai teknik perumpamaan yang dipandu.
Baca Juga: Kumpulan Ayat Emas Alkitab Tentang Pengharapan Yang Menambah Kekuatan Dan Menguatkan Iman
Yesus juga mengutip alegori domba dan gembala dalam perumpamaan-Nya. Hafalkan Mazmur dan bandingkan diri Anda dengan domba.
Yesus adalah gembala yang membuat Anda berbaring di padang rumput yang hijau, menuntun Anda ke air yang tenang, dan menyegarkan jiwa Anda. Dia melimpahkan perhatian-Nya pada domba-domba-Nya dan bahkan rela mati demi pemeliharaan mereka.
Renungan Malam Menyentuh Hati - Jangan Pernah Meremehkan Pendekatan Melalui Doa Kepada Tuhan
Mengutip Firman dari Kitab Mazmur 15:1-5.
Mazmur Daud. TUHAN, siapa yang boleh menumpang dalam kemah-Mu? Siapa yang boleh diam di gunung-Mu yang kudus? Yaitu dia yang berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil dan yang mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya, yang tidak menyebarkan fitnah dengan lidahnya, yang tidak berbuat jahat terhadap temannya dan yang tidak menimpakan cela kepada tetangganya; yang memandang hina orang yang tersingkir, tetapi memuliakan orang yang takut akan TUHAN; yang berpegang pada sumpah, walaupun rugi; yang tidak meminjamkan uangnya dengan makan riba dan tidak menerima suap melawan orang yang tak bersalah. Siapa yang berlaku demikian, tidak akan goyah selama-lamanya.
Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan.
Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya (Ibrani 5:7-8).
Firman Tuhan yang kita baca saat ini menjadi suatu perenungan bagi Daud.
Pertanyaan Daud ini sesuai dengan teologi yang tertulis di dalam Hukum Taurat.
Sepertinya pertanyaan ini biasa saja, padahal Daud saat itu sedang merenungkannya, siapa kah yg layak dan boleh menumpang di dalam kemah Allah?
Sesungguhnya oleh darah Yesus, maka setiap orang percaya memiliki suatu jalan ke dalam kemah Yang Kudus sebagaimana yang dipertanyakan oleh Daud ini.
Begitu pun saat kita berdoa, sering kali kita tidak menyadari apakah kita layak berdoa atau tidak?
Seringkali kita berdoa tanpa berfikir apakah kita layak untuk meminta kepada Allah?
"Sebetulnya apakah yang membuat kita layak di hadapan Tuhan?"
Pertanyaan inilah yg terbersit di dalam pikiran Raja Daud. Karena itu secara teologis, pernah kah kita bertanya kepada Tuhan, "Adakah sesuatu hal di dalam diri kita yang membuat hidup kita layak dihadapan Tuhan?"
Daud membuat kriteria agar manusia layak datang ke hadapan Tuhan.
Tidak seperti konsep Perjanjian Baru, dimana setiap orang bebas datang kepada Tuhan sekalipun hidupnya berdosa dan penuh dengan cela.
Disini Daud membuat kriteria bahwa orang yg berlaku tidak bercela sajalah yang layak dihadapan Allah.
Selain itu, Daud juga mensyaratkan orang yang melakukan apa yang adil dan yang mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya, yang tidak menyebarkan fitnah dengan lidahnya, yg tidak berbuat jahat terhadap temannya dan yg tidak menimpakan cela kepada tetangganya; yang memandang hina orang yang tersingkir, tetapi memuliakan orang yang takut akan TUHAN; yang berpegang pada sumpah, walaupun rugi; yang tidak meminjamkan uangnya dengan makan riba dan tidak menerima suap melawan orang yang tak bersalah. Itulah kriteria orang yg layak dihadapan Allah.
Artinya, Daud melihat hanya orang yg tidak bercela sajalah yg layak datang ke hadapan Tuhan.
Ketidaktahuan teologi ini membuat manusia kerap terlalu berani masuk ke hadirat Tuhan.
Memang, di dalam konsep Perjanjian Baru tidak ada kriteria yg menghambat manusia untuk datang kepada Tuhan. Namun, tidak pula harus sebebas-bebasnya datang kepada Allah.
Hal ini pernah juga terjadi pada seorang muda yg kaya ketika bertanya tentang syarat untuk datang ke hadapan Tuhan. Lalu Tuhan Yesus mengatakan supaya orang kaya itu menjual seluruh hartanya.
Karena itu, umat Tuhan perlu merenungkan Firman Allah ini untuk membangun tesis di dalam kehidupannya, apakah cukup hanya melalui iman saja di dalam Yesus? Apakah manusia tidak memerlukan ketaatan atau kekudusan? Ini juga menjadi pertimbangan.
Sesungguhnya iman di dalam Yesus Kristus itu memerlukan suatu konsekuensi yg walaupun tidak ditagih oleh Tuhan, hanya orang yg setia dan taat kepada Tuhan saja, yang layak untuk datang kehadapan Allah.
Seperti arena pertandingan sepakbola. Setiap orang yang ingin masuk ke pertandingan berikutnya, maka para pemain harus bekerja keras, apalagi diantara pemainnya memiliki nama besar seperti Ronaldo misalnya, maka nama besar pemain sepakbola tersebut akan dipertaruhkan dalam pertandingan itu.
Kemudian, apa yang menjadi kebiasaan hidup kita harus ditekuni dengan disiplin, sehingga tidak sekedar sebagai penonton saja. Hidup itu harus memiliki konsekuensi, karena semuanya itu dilihat Allah di dalam diri setiap umat-Nya.
Jika kita katakan, bahwa kita beroleh persekutuan dengan Dia, namun kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta dan kita tidak melakukan kebenaran (1 Yohanes 1:6).
Keagamaan kita harus bisa diobservasi melalui tindakan dan perbuatan nyata. Tidak sekedar agama yg direkayasa atau sekedar untuk dilihat orang sebagai Kristen yg bersekutu dengan Allah.
Artinya, setiap orang tidak bisa dikatakan benar jikalau hidupnya tidak berdasarkan Firman Allah tersebut.
Sebagai jemaat, kita jangan sampai tidak memiliki hubungan dengan Tuhan (Backstreet). Orang lain jangan sampai melihat kita sebagai orang yang tidak memilik eksistensi dalam mengikuti Tuhan.
Sebaliknya, seharusnya umat Tuhan memiliki kharisma, hidupnya harus memiliki Zoe, yang membuat diri orang-orang percaya berbeda dari orang yang tidak mengenal Tuhan Yesus.
Yang menimbulkan manusia taat dan takut kepada Allah adalah Zoe yang diam di dalam hidup orang tersebut.
Maka orang yang memiliki Zoe akan menunjukkan tingkah lakunya berdasarkan ajaran yang diperolehnya dari Firman Allah.
Walaupun darah Kristus sebagai pintu, namun itu tidak cukup, harus didukung oleh perbuatan yang saleh pula.
Sama seperti Tuhan Yesus ketika hidup sebagai manusia. Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan, karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan Allah Bapa.
Padahal Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya tersebut.
Sejauh kita hidup Kudus dan tidak melakukan yang jahat di mata Tuhan, mengaplikasikan Firman Allah di dalam kehidupan sehari-hari, maka itulah kesalehan itu.
Seperti buah, tidak akan bisa kita sebut namanya kalau tidak dari buahnya.
Artinya, puluhan tahun hidup sebagai orang Kristen namun pernah kah kita bertanya tentang kelayakan hidup kita dihadapan Tuhan?
Sekalipun Tuhan Yesus berkata, bahwa orang-orang percaya adalah sahabat-Nya, namun layak kah kita sebagai sahabat-Nya tanpa menunjukkan rasa takut dan hormat kepada Tuhan kita?
Karena itu, Kekristenan itu harus diselaraskan dengan konsep Firman Allah, dimana di dalam perbuatan dan kesalehan kitalah lahir ketaatan dan rasa takut akan Tuhan.
Karena kesalehan telah hilang dari dunia ini dan dari kehidupan orang-orang percaya, sehingga berbagai bencana dan penyakit terjadi di dalam dunia ini.
Sesungguhnya Tuhan akan menolong hidup orang-orang yang dikasihi-Nya dan tidak perlu kuatir akan hidupnya, karena Tuhan sendiri yg akan menopang dan menolong hidup kita.
Jikalau hidup manusia selaras dengan kebenaran Firman Allah, maka orang-orang percaya akan mendapatkan apa yg dimintanya kepada Tuhan, asalkan taat dan diam tenang di Gunung dan Kemah Tuhan.
Oleh karena itu, jangan pernah meremehkan pendekatan melalui doa kepada Tuhan, supaya ketika kita menghampiri Allah kemudian Allah akan memberikan jawaban atas doa dan setiap permohonan-permohonan kita.Amin!!