Harmoniinjil.com - Renungan Harian Kristen Tentang Kekuatiran | Bahan Khotbah untuk Ibadah Pemuda dan Ibadah Hari Minggu. Kecemasan tidak sesederhana itu karena sering disalahartikan sebagai seseorang yang terlalu banyak stres. Ada perbedaan yang jelas antara dosa kecemasan dan gangguan kesehatan mental kecemasan yang ditandai dengan perubahan fisik di otak. Kecemasan adalah masalah kesehatan mental dan masalah spiritual.
Kecemasan adalah gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan perasaan khawatir, cemas, atau takut yang cukup kuat untuk mengganggu aktivitas sehari-hari seseorang. Ini sering termasuk serangan panik, gangguan stres pasca-trauma, dan gangguan obsesif-kompulsif. Untuk individu seperti saya, kecemasan berjalan seiring dengan depresi dan saya tidak sendiri. Sedihnya, gangguan kecemasan sedang meningkat sehingga penting bagi Gereja untuk memahami epidemi di tangan kita.
Cara Mengatasi Kecemasan
Sekarang kami telah menetapkan bahwa kecemasan bukanlah masalah palsu atau konyol. Pertanyaan selanjutnya adalah: Bagaimana kita mengatasi kecemasan? Mungkin sebelum kita dapat menjawab pertanyaan tersebut, kita perlu memahami gambaran yang lebih besar. Otak dan jiwa spiritual kita saling bergantung satu sama lain dengan cara yang tidak dapat kita lihat sepenuhnya. Artinya ada strategi jasmani dan rohani yang berhubungan dengan kondisi otak dan jiwa kita. Tuhan dapat menyembuhkan kedua jenis kecemasan tersebut. Terserah kita untuk membedakan dan mencari nasihat bijak untuk mengambil jalan terbaik.
Berikan Hidup dan Pikiranmu kepada Kristus
Yang terburuk, kecemasan adalah penyakit yang melumpuhkan, mengambil alih pikiran kita dan menjerumuskan pikiran kita ke dalam kegelapan.
Alkitab selanjutnya memberi tahu kita dalam buku di Filipi pasal 4, “tetapi dalam segala hal melalui doa dan permohonan dengan ucapan syukur, biarlah permintaan Anda diketahui oleh Allah. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.”
Langkah pertama untuk bebas dari kecemasan adalah memberikan hidup Anda kepada Yesus Kristus. Setelah Anda mengambil langkah ini, selanjutnya adalah melatih memusatkan pikiran Anda pada Kristus dan janji-janji-Nya. ( Yohanes 14:2-3 ). Di medan perang pikiran kita, kita harus melatih kesadaran akan pikiran kita dan menawannya.
Renungan Harian Kristen Tentang Kekuatiran | Bahan Khotbah untuk Ibadah Pemuda dan Ibadah Hari Minggu
Yang dikutip dari Kitab Filipi 4:6.
Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
Firman Allah saat ini mengingatkan kita supaya jangan kuatir, padahal setiap manusia tak jarang mengalami kekuatiran. Tidak memandang apa stratanya, setiap manusia pasti memiliki rasa kuatir di dalam hidupnya.
Ketika kita taat kepada Tuhan, ancaman dan kekuatiran kerap mengerumuni hati dan pikiran kita, namun jikalau teriakan minta tolong dari kita tertuju kepada Allah dan menyampaikan segala hal keinginan kita kepada Allah, maka akan tiba saatnya pertolongan itu indah pada waktunya. Karena diberkatilah orang yg selalu mengandalkan Tuhan (Yeremia 17:7).
Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan (Roma 10:13).
Kekaguman kita tertuju kepada Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Ketika mereka dipaksa menyembah Baal, tapi mereka tetap melawan dan tidak kuatir dengan ancaman apapun juga. Mereka menjawab raja Nebukadnezar: "Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini. Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu." (Daniel 3:16-18).
"Hai anak manusia, penduduk-penduduk Yerusalem berkata tentang semua saudara-saudaramu, tentang kaum kerabatmu dan segenap kaum Israel dalam keseluruhannya: Mereka telah jauh dari TUHAN, kepada kami tanah ini diberikan menjadi milik. Oleh sebab itu katakanlah: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Walaupun Aku membawa mereka jauh-jauh di antara bangsa-bangsa dan menyerakkan mereka di negeri-negeri itu dan Aku menjadi tempat kudus yang sedikit artinya bagi mereka di negeri-negeri di mana mereka datang, oleh sebab itu katakanlah: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Aku akan menghimpunkan kamu dari bangsa-bangsa dan mengumpulkan kamu dari negeri-negeri di mana kamu berserak, dan Aku akan memberikan kamu tanah Israel. Maka sesudah mereka datang di sana, mereka akan menjauhkan segala dewa-dewanya yang menjijikkan dan segala perbuatan-perbuatan yang keji dari tanah itu. Aku akan memberikan mereka hati yang lain dan roh yang baru di dalam batin mereka; juga Aku akan menjauhkan dari tubuh mereka hati yang keras dan memberikan mereka hati yang taat, supaya mereka hidup menurut segala ketetapan-Ku dan peraturan-peraturan-Ku dengan setia; maka mereka akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allah mereka.
Firman Allah ini terjadi sekitar 569 tahun sebelum YESUS lahir.
Mereka berada di tanah bangsa lain yg tidak mengenal Allah. Mereka tidak memunahkan bangsa-bangsa, seperti yang diperintahkan TUHAN kepada mereka, tetapi mereka bercampur baur dengan bangsa-bangsa, dan belajar cara-cara mereka bekerja. Mereka beribadah kepada berhala-berhala, yang menjadi perangkap bagi hidup mereka sendiri.
Mereka mengorbankan anak-anak lelaki mereka, dan anak-anak perempuan mereka kepada roh-roh jahat, dan menumpahkan darah orang yang tak bersalah, darah anak-anak lelaki dan anak-anak perempuan mereka, yang mereka korbankan kepada berhala-berhala Kanaan, sehingga negeri itu cemar oleh hutang darah.
Mereka menajiskan diri dengan apa yang mereka lakukan, dan berzinah dalam perbuatan-perbuatan mereka. Maka menyalalah murka TUHAN terhadap umat-Nya, dan Ia jijik kepada milik-Nya sendiri. Diserahkan-Nyalah mereka ke tangan bangsa-bangsa, sehingga orang-orang yang membenci mereka berkuasa atas mereka (Mazmur 106:34-41).
Bangsa Israel tidak lagi hidup Kudus, tapi telah melanggar perintah Allah.
Mereka mengikuti cara hidup dan budaya orang yg tidak mengenal Allah. Ironisnya, bangsa Israel beribadah kepada berhala-berhala dan tidak lagi mengindahkan perintah Allah.
Padahal, tata cara hidup bangsa Israel telah diubahkan oleh Allah. Dari bangsa yg suka peperangan menjadi bangsa yg suka bertani. Akan tetapi, karena bangsa itu tidak menjaga kekudusannya kepada Allah, maka murka Allah menyala kepada bangsa itu.
Oleh sebab itu katakanlah: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Walaupun Aku membawa mereka jauh-jauh di antara bangsa-bangsa dan menyerakkan mereka di negeri-negeri itu dan Aku menjadi tempat kudus yang sedikit artinya bagi mereka di negeri-negeri di mana mereka datang (Yehezkiel 11:16).
Kita harus mengerti terkait kekudusan ini. Dan orang-orang tertentu saja yg dapat masuk ke dlm Kerajaan Allah, karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya." (Matius 7:14).
Apapun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya." [Barangsiapa bertelinga untuk mendengar hendaklah ia mendengar!].
Sesudah Ia masuk ke sebuah rumah untuk menyingkir dari orang banyak, murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya tentang arti perumpamaan itu. Maka jawab Yesus : "Apakah kamu juga tidak dapat memahaminya? Tidak tahukah kamu bahwa segala sesuatu dari luar yang masuk ke dalam seseorang tidak dapat menajiskannya, karena bukan masuk ke dalam hati tetapi ke dalam perutnya, lalu dibuang di jamban?" Dengan demikian Ia menyatakan semua makanan halal. Kata-Nya lagi: "Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya, sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang." (Markus 7:15-23).
Oleh karena itu, dari seluruh hal yg perlu dijaga, maka jagalah hati kita.
Andaikata seseorang membawa daging kudus dalam punca bajunya, lalu dengan puncanya itu ia menyentuh roti atau sesuatu masakan atau anggur atau minyak atau sesuatu yang dapat dimakan, menjadi kuduskah yang disentuh itu?" Lalu para imam itu menjawab, katanya: "Tidak!"
(2-14) Berkatalah pula Hagai: "Jika seseorang yang najis oleh mayat menyentuh semuanya ini, menjadi najiskah yang disentuh itu?" Lalu para imam itu menjawab, katanya: "Tentu!"
(2-15) Maka berbicaralah Hagai, katanya: "Begitu juga dengan umat ini dan dengan bangsa ini di hadapan-Ku, demikianlah firman TUHAN, dan dengan segala yang dibuat tangan mereka; dan yang dipersembahkan mereka di sana adalah najis." (Hagai 2:13-15).
Persembahkanlah hidup kita kepada Tuhan, supaya kita menjadi Kudus dihadapan Allah. Caranya dengan menjaga hati, mulut dan tubuh kita agar selalu Kudus dihadapan Allah.
Sebab apa saja yg menajiskan tubuh kita adalah kekejian bagi Allah.
Selidikilah segala perkara dan peganglah yg baik. Lihat diri kita, apakah kita semakin Kudus ataukah semakin jahat. Jikalau kita Kudus, maka kita akan memisahkan diri kita dari tata cara hidup dunia dan mencondongkan hidup terhadap kekudusan. Gaya hidup Kekristenan itu adalah hidup berdasarkan Firman Allah.
Jangan pernah melayani tanpa kekudusan.
Apalagi kepada para Hamba Tuhan, harus selalu menjaga kekudusannya.
Jangan terlalu mudah menumpangkan tangan kepada orang lain, sebab kenajisan itu dapat berpindah jikalau kita tidak benar-benar Kudus.
Ada harga yg mahal utk dibayar kepada Allah agar hidup kita berkenan dihadapan Allah. Sebab tidak ada yg tertutup bagi Allah. Asalkan dengan rendah hati mengakui segala kesalahan kita dan menjaga hati dan hidup kita selalu Kudus dihadapan Allah, maka kita akan menjadi Hamba yg diberkati oleh Allah, Amin!