Harmoniinjil.com - Renungan Harian Kristen, Bahan khotbah. "JALAN YANG BENAR". “Ini bukan bagaimana hidupku seharusnya berjalan.” Setiap orang memiliki pemikiran ini setidaknya sekali dalam hidup mereka. Kami memiliki rencana tentang seperti apa hidup kami nantinya, tetapi kehidupan membuat kami bola kurva yang mengubah segalanya - perceraian, perselingkuhan, kehilangan pekerjaan, pergumulan dengan anak-anak Anda, masalah kesehatan yang serius, kemandulan, kebangkrutan, kecanduan, kematian dari orang yang dicintai - daftarnya terus berlanjut.
Keadaan seperti ini membuat kita merasa seperti dipukul di perut dan bertanya-tanya bagaimana kita melanjutkan dari sini.
Bagaimana Anda bertahan dan mengambil bagian dari hidup Anda ketika mimpi atau rencana telah mati? Adalah bagian normal dari pengalaman manusia untuk bergumul dengan melepaskan apa yang dulu dan bergerak maju menuju yang tidak diketahui, itulah sebabnya Tuhan ada untuk mendorong dan mengingatkan kita bahwa Dia bersama kita melalui semua rasa sakit, ketidakpastian, dan pergumulan. dan bahwa Dia akan membawa kita ke seberang.
Tuhan memiliki cara yang sempurna bagi setiap kita yang mau menyerahkan diri kita kepada-Nya. Semoga kita mendengar suara-Nya yang penuh kasih dan ramah mengarahkan kita. Semoga kita percaya kepada-Nya untuk menunjukkan kepada kita jalan yang harus kita jalani setiap hari.
Semoga kita setiap hari mengangkat,membawa jiwa kita kepada-Nya!
Pertanyaan Yesus bersifat umum sebelum bersifat pribadi.
Pertama, dia bertanya apa yang orang lain katakan tentang dia. Para murid memiliki banyak hal untuk dikatakan. Tetapi kemudian Yesus berbicara langsung.
Kamu bilang aku ini siapa?
Kita semua harus menjawab pertanyaan ini.
Tapi itu tidak sesederhana yang kita inginkan. Orang-orang saat ini mungkin tidak berpikir bahwa Yesus adalah Yohanes Pembaptis atau Elia yang bangkit dari kematian. Tapi mereka pasti bisa percaya dia adalah orang baik, guru yang baik, orang jahat, guru yang buruk, nabi, mitos, revolusioner politik atau sosial, orang gila dengan sekelompok promotor aneh, seorang Rabi dan pemimpin agama belaka .
Sebagai pengikut Yesus, mudah bagi kita untuk menolak klaim ini, melihat ketiga bagian dalam Markus ini, dan berkata, “Tidak! Yesus lebih dari itu. Yesus adalah Anak Allah. Dia adalah penyelamat dunia yang mati untuk dosa-dosa kita.” Ya dan amin. Kita harus menyatakan kebenaran tentang siapa Yesus itu.
Tapi inilah pertanyaan menyelidik: Apakah Yesus yang Anda katakan dia ketika tidak ada yang melihat? Apakah dia Tuhan di meja makan siang di kafetaria di sekolah?
Apakah dia Anak Allah dengan segala otoritas di pertandingan bisbol anak Anda?
Apakah dia Raja saat Anda terputus di jalan raya?
Apakah dia Tuhan, yang memerintah di atas takhta hati Anda, saat musim pajak tiba, saat Suatu Aplikasi menayangkan perdana acara baru itu, saat Anda merasa tertantang untuk membagikan Yesus kepada sesama Anda?
Biarkan saya meringkasnya: apakah kita percaya bahwa Yesus adalah Tuhan, DAN apakah kita hidup seperti Yesus adalah Tuhan? Untuk masuk lebih dalam dalam pemuridan kita, kita harus percaya. Tetapi kita juga harus menjalankan apa yang kita yakini dalam setiap bidang kehidupan.
Renungan Harian Kristen, Bahan khotbah. "JALAN YANG BENAR".
Mengutip Firman Allah dari Matius 7:12-14.
Firman Tuhan kali ini mengulas soal Pintu dan Jalan. Pintu adalah sarana masuk ke jalan. Artinya, Pintu harus dilewati meskipun hanya sesaat saja. Berbeda dengan jalan. Sarana ini harus dilalui manusia hingga sampai ke tujuan.
Jadi, Pintu adalah sikap hati manusia terhadap Allah. Sikap yg tertuju kepada Tuhan Yesus. Sikap yg diinginkan tentulah memiliki syarat seperti menanggalkan kebiasaan-kebiasaan lama (buruk).
Tuhan Yesus meminta orang-orang percaya untuk tetap setia memikul KUK.
Ketika energi kita masih full, Yesus mengingatkan kita para pengikut-Nya untuk setia memikul salib.
Jawab Yesus kepada orang-orang di situ: "Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat (Lukas 13:24).
Memang umumnya, kebanyakan orang akan memilih jalan yang luas ketimbang jalan yg sempit. Kenapa begitu?
Sebab kesenangan dunia diumpamakan sebagai jalan yang luas dan lebar tersebut.
Tuhan Yesus mengajari umat-Nya untuk meninggalkan jalan yg lebar itu, dan berjalan melalui jalan yang sesak saja. Kenapa? Supaya orang- orang percaya dapat lebih dewasa.
Artinya, orang yang tahan banting akan sanggup menghadapi perjalanan yang jauh.
Sebagaimana bangsa Israel berjalan dari tanah Mesir ke tanah Kanaan sampai memakan waktu 40 tahun lamanya. Padahal dengan perjalanan normal, cukup beberapa bulan saja.
Tuhan memberikan pertolongan dan perlindungan kepada umat pilihan-Nya.
Buktinya, tiang awan pada siang hari dan tiang api pada malam hari. Makanan dan minuman disediakan oleh Allah. Asalkan orang-orang percaya taat saja, maka mereka akan tiba tepat pada waktunya.
"Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.
Disini Tuhan Yesus mengungkapkan hal-hal yang positif. Apa saja yang kita inginkan, maka itulah yang harus kita perbuat kepada orang lain.
Makanya Rasul Paulus mengatakan, "dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga" (Filipi 2:4).
Manusia akan banyak mengalami masa-masa yang sukar, karena memilih jalan yang lebar itu. Berikut ini tanda-tandanya: "Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik" (2 Timotius 3:2-3).
Sekali lagi, agar menerima keselamatan maka Tuhan Yesus mengingatkan para pengikut-Nya, "Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya."
Sebagai nats penutup, kita mengutip Firman Allah dalam kitab Roma 12:10, yang berbunyi, "hendaklah kita saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat".